Selasa, 04 September 2012

Ketika Wanita Harus Menawarkan Diri

Sentak aku terkejut ketika membaca judul ini (sekali lagi, judul dan kisah ini ku kutip dari salah satu buku koleksiku yang berjudul "Saatnya Untuk Menikah"). Ku pikir ini berlebihan tapi ternyata tidak. Mungkin kalian pun akan berpendapat yang sama ketika membaca judulnya, maka dari itu mari kita simak sama-sama disini, biar tidak ada kesalah pahaman.

Kita mulai yah......

Sesungguhnya tidak ada halangan bagi seorang wanita untuk menawarkan diri. Para sahabat Nabi dan ulama yang shaleh memandang sikap menawarkan diri sebagai sesuatu yang terpuji dan termasuk diantara kemuliaan seorang wanita. Berkenaan dengan ini, sebuah hadits dari riwayat Bukhari menarik untuk kita simak.

Tsabit Al-Bunnani berkata:
"Aku berada disisi Anas (bin Malik) dan disebelahnya ada anak perempuannya. Anas berkata, 'Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw menawarkan dirinya seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah Engkau berhasrat kepadaku?' Maka anak perempuan Anas berkata, 'Alangkah sedikit perasaan malunya, Idiiiihhh..... idiiiihhh.... 'Anas berkata, 'Dia lebih baik daripada engkau. Dia menginginkan Nabi saw lalu menawarkan dirinya kepada Beliau." (HR. Bukhari)

Selengkapnya inilah beberapa catatan dan kisah yang perlu kita perhatikan. Semoga bisa menjadi pencerahan bagi sahabat muslim dan muslimah.

Belajar Dari Khadijah

Tidak ada pernikahan yang lebih agung barakahnya selain pernikahan Khadijah r.a. dengan manusia yang paling dicintai Allah, Muhammad saw. Banyak hal menarik dari pernikahan agung ini. Salah satu hal yang paling menarik yang dapat ku ceritakan kepada kalian adalah bahwa pernikahan seagung ini, diawali dari inisiatif Khadijah r.a. Wanita pengusaha inilah yang memulai proses dengan menawarkan diri sehingga berlanjut kepada pernikahan suci.

Nah, ketika kalian bermaksud hendak menawarkan diri kepada orang yang tidak diragukan lagi akhlak dan agamanya, alangkah baiknya jika kalian menyimak sejenak ihwal proses Khadijah menawarkan diri. Semoga dengan demikian, kita dapat meraih kemuliaan dunia dan akhirat karena ketinggian akhlak dan ketepatan cara yang ditempuh.

Sebelum Khadijah memutuskan untuk menawarkan diri kepada Nabi Muhammad (Ketika itu belum menjadi Nabi), langkah pertama yang diambil adalah dengan mencari informasi sejelas-jelasnya dan setepat-tepatnya. Untuk itu, Khadijah mengutus Maisarah, seorang karyawan laki-laki yang bekerja padanya agar mengikuti perjalanan dagang yang dipimpin oleh Nabi Muhammad. Khadijah menempatkannya sebagai asisten Nabi Muhammad. Hal ini bisa dilakukan karena pada saat itu Nabi Muhammad adalah karyawan perdagangan Khadijah.

Setelah memperoleh informasi yang rinci dan cukup, Khadijah kemudian mengutus Nafisah binti Munayyah (seorang wanita berusia +/- 50 tahun). Nafisah inilah yang bertugas untuk menjajaki kemungkinan dan sekaligus menawarkan apabila terlihat adanya peluang. Hal pertama yang ditanyakan oleh Nafisah bukanlah kesediaan Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah, tetapi hal-hal yang bersifat umum dahulu. Nafisah menanyakan kenapa Nabi Muhammad lebih suka membujang. Bukankah berumah tangga dengan didampingi seorang istri dapat membuat hidup menjadi lebih tentram dan lebih baik.

Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat penjajakan itu terus ditanyakan oleh Nafisah. Ketika ditemukan isyarat-isyarat bahwa Nabi Muhammad sesungguhnya berkeinginan untuk menikah, tetapi tidak mengetahui dengan siapa Ia akan menikah. Nafisah berkata "Jika anda dikehendaki oleh seorang wanita rupawan, hartawan dan bangsawan, apakah anda bersedia menerimanya?"

Dari pertanyaan itu, mengertilah Nabi Muhammad bahwa yang menghendakinya adalah Khadijah. Singkat cerita, pernikahan pun dilangsungkan. Sebelumnya, keluarga Nabi Muhammad mengajukan peminangan secara resmi terhadap keluarga Khadijah yang diwakili oleh paman beliau, Abu Thalib dan Hamzah. Sementara, Nabi Muhammad ikut serta dalam rombongan.

Berangkat dari kisah Khadijah ini, ada empat hal penting yang kita perlu mencatatnya baik-baik sebelum menawarkan diri. Pertama, carilah informasi sedetail-detailnya dan setepat-tepatnya sebelum memutuskan untuk menawarkan diri. Kedua, hendaknya kalian menawarkan diri melalui perantara orang lain, bukan diri sendiri. Melalui cara ini, penjajakan awal dapat dilakukan dengan lebih baik. Ketiga, orang yang diminta untuk menjadi perantara adalah wanita yang sudah setengah baya. ini bukan kebetulan. Wanita setengah baya cenderung lebih mengerti mengkomunikasikan maksud kalian. Keempat, proses menuju pernikahan tetap dilanjutkan dengan peminangan secara resmi oleh pihak laki-laki. Hal ini sangat penting untuk menegakkan kehormatan. Disisi lain, peminangan oleh pihak laki-laki merupakan simbol dari kesanggupan untuk bertanggung jawab.

Diberdayakan oleh Blogger.