Rabu, 05 Juni 2013

All About Jodoh



Bismillahirrahmanirrahim.......
Urusan Jodoh itu ditangan Allah SWT, Dia memiliki tiga pilihan dalam menjodohkan manusia. Pilihan pertama adalah cepat mendapatkan jodoh. Pilihan kedua lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Pilihan ketika adalah menunda mendapatkan jodoh di dunia tapi kelak akan mendapatkannya di akhirat. Apapun pilihan jodoh dari Allah, itulah yang terbaik  untuk kita.

Nah lalu bagaimana cara mengenali jodoh dalam islam. Tips ini berguna bagi anda yang sedang mencari jodoh,

Tanda jodoh dalam Islam itu adalah “3M”. Apa itu?

Siapa yang paling bisa Memaklumi, Memaafkan dan Memotivasi kita ke arah yang lebih baik dan mendorong kita juga untuk lebih giat beribadah kepada Allah. Insya Allah itu jodoh kita

Jadi kalau mau mencari jodoh, carilah yang bisa melakukan 3M diatas supaya hubungan cinta dapat langgeng dan tidak tercerai berai alias cerai. Jadi jodoh itu jangan berdasarkan nafsu (ganteng, kaya, dsb) tapi haruslah berdasarkan Islam (kuat aqidahnya, rajin ibadah dan indah akhlaknya).

Menikah adalah menjalankan sunnah Nabi, sesuai dengan fitrah manusia. Hikmah yang dapat diambil kalau sunnah Nabi ini dijalankan adalah munculnya ketentraman jiwa. Dengan pernikahan akan tumbuhlah kecintaan, kasih sayang, dan kesatuan antara pasangan suami isteri. Dengan pernikahan, keturunan umat manusia akan tetap berlangsung semakin banyak dan berkesinambungan.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram bersamanya, dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda (kekuasananNya) bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum:30).

Menikah bisa menjadi wajib, sunnah, haram, makruh atau mubah. Wajib bagi orang yang sudah mampu kawin, nafsunya telah mendesak dan takut terjerumus dalam perzinahan. Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak lagi mampu kawin, tetapi masih dapat menahan dirinya dari berbuat zina. Dan menikah baginya lebih utama. Haram bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan lahirnya kepada isteri dan bisa menahan nafsunya. Makruh bagi mereka yang lemah syahwat, dan mubah bagi yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang mengharamkan, mewajibkan, menyunahkan dan memakruhkan (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 7)

Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada kita tentang wanita seperti apa yang harus dipilih:

“Seorang perempuan biasanya dinikahi karena empat perkara: Harta, nasab, kecantikan dan agamanya. Maka utamakan memilih wanita yang beragama, kamu akan merugi (bila tidak memilihnya).” (HR. Bukhari)

Wanita, yang memiliki empat-empatnya memang langka. Tapi diakhir hadits tersebut ditekankan pada yang agamanya baik. Karena wanita yang shalihah Insya Allah akan dapat menjadi isteri dan ibu yang baik buat anak-anaknya. Untuk mendapatkan wanita shalihah di jaman seperti sekarang ini memang gampang-gampang susah. Rasa-rasanya jauh lebih banyak yang tidak/belum shalihah. Yang jelas, wanita shalihah tidak akan mungkin didapat di jalanan, di tempat-tempat hiburan, atau di tempat maksiat. Mereka biasanya akan mudah ditemui di masjid-masjid, mushala, pengajian-pengajian atau di tempat-tempat yang di dalamnya sarat dengan aktivitas keIslaman. Karena Islam tidak mengenal pacaran, maka untuk mendapatkan calon isteri adik bisa minta bantuan teman, orang tua, atau orang yang dapat dipercaya. Kalau benar-benar dia wanita shalihah Insya Allah akan memahami cara yang adik lakukan. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa jodoh seseorang Allah yang mengatur. Kalau selama ini usaha yang adik sudah lakukan belum mendapatkan hasil jangan putus asa, teruslah mencoba dan berdoalah agar diberikan jodoh yang terbaik.

Dalam pernikahan ada syarat-syarat yang wajib dipenuhi. Salah satunya adalah kerelaan calon isteri. Wajib bagi wali untuk menanyai terlebih dahulu kepada calon isteri, dan mengetahui kerelaannya sebelum diaqad nikahkan. Perkawinan merupakan pergaulan abadi antara suami isteri. Kelanggengan, keserasian, persahabatan tidaklah akan terwujud apabila kerelaan pihak calon isteri belum diketahui. Islam melarang menikahkan dengan paksa, baik gadis atau janda dengan pria yang tidak disenanginya. Akad nikah tanpa kerelaan wanita tidaklah sah. Ia berhak menuntut dibatalkannya perkawinan yang dilakukan oleh walinya dengan paksa tersebut (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 7).

“Janda lebih berhak kepada dirinya sendiri (memberikan keputusan tentang pernikahan) dari pada walinya. Dan gadis hendaknya dimintai izinnya dalam perkara dirinya. Dan izinnya adalah diamnya”. (H.R. Jama’ah, kecuali Bukhari)

Allah swt berfirman dalam QS : Ar Ruum : 21
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Sudah menjadi sunatullah bahwa Allah menciptakan semua makhluknya berpasang-pasangan dan semua manusia pasti ada jodohnya tergantung ikhtiar dari manusia itu sendiri ataupun takdir Allah. Karena setiap takdir itu ada yang mutlak (sudah menjadi ketentuan Allah), kita sebagai manusia hanya bisa menerimanya dan satu lagi adalah takdir ikhtiari yaitu takdir yang memang bisa diperoleh dengan jalan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh

Ikhtiar yang bisa dilakukan oleh seorang Muslimah dalam mencari jodoh :

1. Berdoa kepada Allah agar diberikan jodoh yang baik, misalnya dengan shalat hajat. Allah telah berjanji dalam firmannya bahwa Muslim yang baik akan mendapatkan Muslimah yang baik dan laki-laki yang buruk akan mendapatkan wanita yang buruk pula, maka tugas seorang muslimah adalah berusaha untuk menjadi Muslimah yang baik, berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah agar mendapatkan jodoh yang baik dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…..(QS : An Nuur : 26)

2. Meminta kepada orang tua/wali untuk dicarikan jodoh yang baik. Dalam Islam sebenarnya masalah jodoh bagi muslimah bukanlah menjadi tanggung jawab diri sendiri tetapi menjadi tanggung jawab orang tua ataupun wali.

Bahkan pada masa Rasulullah saw, pemerintah bertanggungjawab untuk mencarikan jodoh bagi muslim dan muslimah pada masanya. Sehingga seorang muslimah tidak perlu mencari sendiri jodoh untuk dirinya. Pendekatan/khalwat yang dilakukan sebelum ikatan pernikahan dengan alasan untuk saling mengenal antara keduanya tidaklah sesuai dengan nilai-nilai Islam. Bahkan pendekatan ini tidak selalu menjamin menjadi rumah tangga yang langgeng karena biasanya pendekatan yang dilakukan sebelum pernikahan lebih mengedepankan sisi subjektivitas antara keduanya.

3. Melalui mediator misalnya teman, saudara atau orang lain yang dapat dipercaya. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. …(An Nuur : 32-33)

4. Mencari sendiri dengan syarat tidak boleh langsung tetapi bersama pihak ketiga, Rasulullah saw. pernah memberikan kriteria untuk menentukan pilihan pasangan hidup bagi seorang muslim/ah yang apabila dilaksanakan insya Allah rumah tangga Sakinah mawaadah warahmah akan dirasakan, Amin…

"Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas". (HR. Tirmidzi dan Ahmad) à untuk muslimah

Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim) à untuk muslim

5. Jangan putus asa…. Jodoh adalah masalah ghoib yang menjadi rahasia Allah, sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa. Bagi muslimah yang belum mendapatkan jodoh jangan berputus asa, tetaplah berikhtiar dan berdoa. Sudah menjadi janji Allah bahwa semua makhluknya akan berpasang-pasangan. Hanya Allah yang maha tahu kapan waktu yang tepat untuk jodoh kita masing-masing.

Sebagai tambahan penjelasan masalah jodoh menurut pandangan Islam sbb.,

Untuk persoalan jodoh, setiap orang hendaknya bersungguh-sungguh, baik laki-laki maupun perempuan harus proaktif dan selektif. Tidak ada dikotomi bahwa laki-laki harus mencari dan perempuan harus menunggu (ikhtiar), namun tidak keluar dari norma dan syariat.

Di zaman Rasulullah SAW, ada seorang perempuan yang ‘menawarkan’ dirinya pada Rasulullah, dan Rasul-pun tidak memandang hal itu sebagai sesuatu yang hina atau tabu. Hanya saja, kini kita berada pada budaya yang masyarakatnya masih memandang hal itu sebagai sesuatu yang tidak etis, sehingga perempuan-perempuan Indonesia untuk persoalan jodoh lebih banyak berperan menunggu dibandingkan ‘mencari’.

Agar pernikahan bersemi dengan indah, maka dalam memilih jodoh hendaknya kita sangat mengutamakan ajaran Islam, seperti yang dipesankan Rasulullah SAW. “..lihatlah agamanya maka kalian akan mendapatkan semuanya…”. Dengan memiliki pasangan yang agamanya baik dan benar, maka rumah tangga kita akan menjadi sakinah, mawaddah dan warahmah.

Akan tetapi harus diingat apabila ada seorang perempuan menawarkan dirinya secara terang-terangan, hal itu merupakan sikap yang kurang ahsan (etis).

“Penawaran itu sah-sah saja, manakala tidak secara langsung, misalnya lewat perantara pihak ketiga. Biar bagaimanapun kita berada pada masyarakat timur yang masih sangat memegang adat dan etika,”.

Jodoh, memang merupakan misteri kehidupan, karena untuk hal yang satu ini terkadang membuat seseorang sangat bimbang dalam menentukan keputusannya. Jangankan untuk menerima seseorang menjadi pasangan hidupnya kelak, dalam persoalan menerima tawaran ta’aruf saja terkadang masih terlalu banyak ‘kriteria’ yang dipakai.

Sampai-sampai kriteria yang dipasangpun sudah tidak memenuhi kriteria syar’i lagi, seperti : harus yang ‘smart’, tinggi, putih, cantik, ganteng, kaya, sarjana, dan lainnya. Tidak salah memang untuk memasang kriteria seperti itu, hanya saja menurut beliau hendaknya kita tidak mempersulit diri untuk persoalan ini.
Persoalan fisik adalah titipan dari Allah SWT, saya meminjam istilah Aa Gym, kita tidak pesan sama Allah waktu mau dilahirkan! biar hitam asal hatinya putih, biar pendek asal akhlaknya tinggi, biar kurang ganteng asal taqwa, biar kurang cantik tapi sholehah.

Proses untuk memperoleh jodoh yang baik juga menjadi ukuran. Menurut Islam, “laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula) (QS. An Nuur (24): 26). Bisa diartikan bahwa jika kita seorang laki-laki yang baik maka kita akan mendapatkan istri yang baik demikian sebaliknya. Inginkah kita dipandang sebagai seseorang yang baik dalam pandangan Islam?

Jika demikian, mulailah dari sekarang untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. “Mendapatkan pasangan yang baik dapat diukur dengan niat kita untuk berumah tangga. Maksud saya, kita harus benar-benar dalam kondisi keimanan yang prima saat ingin melaksanakan pernikahan dan ukurannya adalah niat berumah tangganya. Jangan sekali-kali berniat menikah saat niatnya belum lurus. Hal itu akan mempengaruhi hasil dari pasangan yang akan kita dapatkan.

Saat niat dan kondisi keimanan sudah prima maka silahkan berencana untuk menikah. Mulailah dari sekarang untuk menyusun strategi dan taktik agar mendapatkan pasangan yang sesuai dengan idealisme. Strategi dan taktik ini merupakan bagian dari proses yang harus dijalani secara Islami. Salah satu proses itu adalah ta’aruf (perkenalan), dalam proses ini harus dijalani secara ma’ruf. Agar proses ta’aruf menjadi ma’ruf, maka diperlukan kesabaran yang cukup.

Ta’aruf (perkenalan) terkadang tidak menjadi jaminan kita akan langsung dapat menikah. Sekali gagal coba lagi, gagal lagi coba lagi, demikian hingga akhirnya kita mendapatkan pasangan yang sebenarnya yang bersamanya kita dapat membina keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.

Jangan sia-siakan pernikahan, sungguh-sungguhlah dalam menggapainya. Hmm, seandainya di dunia ini ada syurga, syurga itu adalah pernikahan yang bahagia”. Rasulullah SAW pun berkata ‘Baiti Jannati”, rumahku syurgaku. Kebahagiaan merupakan hal yang relatif. Tiap orang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Namun saya yakin kebahagiaan yang hakiki dapat kita peroleh hanya dengan jalan-Nya.

Ingin memiliki rumah tangga yang bisa kita jadikan syurga kita didunia??? Ikutilah petunjuk Rasul. Lihat agamanya niscaya kalian akan mendapatkan semuanya”.

Kamis, 04 April 2013

Saat Jodoh Tak Kunjung Datang



Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Waktu yang telah dilewati tidak akan pernah terulang. Segala keputusan yang telah dilakukan dalam hidup ini tidak akan pernah bisa dirubah kembali. Menanti adalah hal yang sangat membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu “Kapan jodoh aku datang?

Resah dan gelisah kian menghantui hari-hari yang sepi. Manakala usia telah hampir kepala tiga, sementara jodoh tak kunjung tiba. Apalagi jika melihat di sekitarnya, semua teman-teman seusianya, bahkan yang lebih muda darinya telah naik ke pelaminan atau sudah memiliki keturunan. Baginya, ini suatu kenyataan yang menyakitkan sekaligus membingungkan.

Allah pasti memberi pasangan hidup bagi setiap orang, namun tidak semua orang mudah menemukan belahan jiwanya, ada yang cepat dan ada pula yang lambat, ada yang bertahun-tahun dan ada pula yang beberapa hari, ada yang menemukan jodohnya di tempat nan jauh dan ada pula yang menemukan di tempat yang sangat dekat, bahkan ada yang tidak pernah menemukan jodohnya di dunia tapi menemukannya di surga. Tapi jangan khawatir, bagi yang jodohnya tak kunjung datang, hal ini menjadi ujiannya tersendiri, jika mampu menghadapinya dengan sabar dan berserah diri pada-Nya pasti Allah akan membalasnya dengan kenikmatan surga.

Dalam Surat An-Nuur ayat 26, Allah SWT berfirman:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur : 26)

Jadi, ketika jodoh yang Anda nantikan dan impikan tidak kunjung datang, sebaiknya berkaca pada diri sendiri, bagaimana perilaku Anda selama ini. Karena siapa tahu, jodoh yang diimpikan itu terhalang karena perilaku Anda selama ini.

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa wanita-wanita yang tidak baik biasanya menjadi istri laki-laki yang tidak baik pula. Begitu pula laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita-wanita yang tidak baik pula, karena bersamaan sifat-sifat dan akhlak itu, mengandung adanya persahabatan yang akrab dan pergaulan yang erat. Begitu pun wanita-wanita yang baik-baik diperuntukkan untuk laki-laki yang baik-baik pula karena sebagaimana kita ketahui bahwa keramah-tamahan antara satu dengan yang lain terjalin karena adanya persamaan dalam sifat-sifat, akhlak, dan cara bergaul. Begitu juga laki-laki yang baik-baik adalah untuk wanita-wanita yang baik-baik pula, ketentuan itu tidak akan berubah dari yang demikian itu.

Jika kita hubungkan dengan kehidupan saat ini, ayat ini menunjukkan bahwa sebenarnya setiap orang pasti ada pasangannya (jodohnya) masing-masing, yaitu yang sesuai dengan tingkatannya (kufu’nya). Sesuai dengan tingkatan yang penulis maksud adalah setara jumlah kebaikannya, jumlah kekurangannya, setara ilmunya (kealimannya), setara dosa-dosanya baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan (Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi). Jadi, seorang laki-laki ahli maksiyat sebaiknya tidak perlu memimpikan seorang santri putri yang suci, atau seorang wanita nakal tidak perlu memimpikan seorang ustad yang baik.

Namun, jika kenyataannya tidak selalu demikian dalam pandangan kita, wallahu a‘lam. Allah lebih tahu apa yang sebaiknya terjadi, apa yang baik buat hamba-Nya. Meski kadang-kadang kita tidak bisa menalarnya, karena yang kita ketahui cuma sedikit.

Berkenaan dengan masalah jodoh ini, saya sarankan untuk mendambakan seorang yang tingkatannya lebih baik dari Anda. Hal ini akan memotivasi Anda untuk memperbaiki diri dan berusaha mencapai tingkatan yang sama dengan dambaan Anda, agar Allah merestui dan kemudian memudahkan untuk mendapatkan jodoh sesuai dengan idaman Anda, amin.

Mungkin Anda termasuk orang  yang bertanya-tanya, “Kenapa ya, jodohku tak kunjung datang juga, padahal usiaku sudah kepala tiga?” atau  mungkin menebak-nebak, “Seperti apa ya jodohku nanti?”, atau risau dengan pertanyaan, “Bagaimana ya cara aku ketemu jodoh?”, dan berbagai pertanyaan lainnya. Mungkin bisa saja karena begitu penasaran, ada sebagian masyarakat kita pergi ke peramal atau dukun, naudzubillah himindalik! Padahal mempercayai ramalan atau dukun adalah hal yang sangat dibenci Allah SWT. Segala sesuatu yang berkaitan tentang jodoh, memang mutlak rahasia Allah. Tidak ada seorangpun yang dapat menebaknya.

Ada saat-saat ketika resah menemukan jawab atas pertanyaan itu semua. Ada saat-saat ketika gelisah tak kunjung menemukan muaranya kecuali dengan menikah. Di saat kesendirian tak sanggup ditanggungkan, sementara peristiwa suci itu tak datang-datang juga, ada yang perlu Anda renungkan dengan hati yang jernih, “kesendirian yang panjang itu, apakah sebabnya sehingga tak kunjung berakhir?

Ada pertanyaan yang sesungguhnya tidak dapat dijawab, karena semua rahasia ada dalam genggaman Allah SWT. Tetapi, ada satu hal yang bisa Anda coba telusuri diam-diam, dengan hati yang tenang dan jiwa yang bersih. Cobalah untuk merenung sejenak secara jujur, apakah lambatnya jodoh itu merupakan ujian atas ketakwaan yang tinggi kepada-Nya? Atau sebagai teguran atas kekhilafan-kekhilafan dan bahkan mungkin kesombongan terhadap apa yang diberikan Allah? Ataukah jodoh sesungguhnya belum saatnya tiba? Bukankah segala sesuatu ada masanya sendiri? Bukankah kematian juga tidak datang pada saat yang sama, usia yang sama dan keadaan yang sama untuk setiap orang? Bukankah rezeki juga tidak datang pada waktu yang sama, jumlah yang sama dan dalam keadaan yang sama untuk setiap orang?

Ada beberapa hal yang perlu dicatat. Jika Anda sudah bersungguh-sungguh menata diri, mempersiapkan hati dan mencari ilmu untuk menikah, tetapi belum datang-datang juga. Jika Anda sudah menyerahkan segalanya kepada Allah SWT tentang siapa yang akan menjadi pendamping. Jika Anda sudah berusaha dengan sepenuh hati untuk menjemput jodoh, tetapi tetap tidak kunjung terjawab kegelisahan itu. Dan, jika Anda sudah didesak oleh kerinduan yang dalam akan pasangan hidup, tetapi di saat yang sama Anda senantiasa menjaga diri. Maka, Insya Allah, jodoh yang tidak kunjung datang itu, merupakan salah satu ujian dari Allah SWT.

Jika hal itu memang suatu ujian, obatnya menghadapi ujian adalah sabar. Sabar dalam menanti takdir. Sabar dalam berusaha. Sabar dalam berjuang. Sabar dalam berdo’a. Dan sabar dalam memegangi kebenaran. Semoga dengan demikian, kita termasuk orang-orang yang mendapat pertolongan Allah. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan sesungguhnya dalam setiap perkara, selalu ada bisikan-bisikan ke arah yang sesat dan ke arah takwa kepada-Nya.

Bersabar diri merupakan ciri orang yang menghadapi berbagai kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang besar. Karena itu, jika Anda tidak bisa bersabar atas jodoh yang belum datang meskipun Anda telah berusaha keras, maka apa yang dapat Anda lakukan? Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Apakah Anda mengetahui cara lain yang dapat Anda gunakan selain kesabaran?

Jadi, janganlah bersedih! Sebab bersabar atas segala sesuatu yang tidak Anda sukai merupakan jalan menuju kemenangan.

Seorang penyair berkata,
Engkau merangkak mencari mulia, Dan orang-orang yang mencarinya berusaha sepenuh jiwa menempuh kelelahan, Mereka mengejar mulia hingga banyak yang jemu, Yang akan menemukannya hanya yang sungguh-sungguh dan bersabar, Jangan mengira bahwa mulia adalah kurma yang akan kau makan, Tak kan pernah kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar. (La Tahzan)

Kemulian itu tidak pernah diraih melalui impian-impian dalam tidur. Kemulian hanya dapat diraih dengan tekad yang besar dan kerja keras.

Lalu, usaha apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk menjemput jodoh? Janganlah Anda habiskan waktu hanya dengan tidur dan bermimpi bahwa jodoh akan datang dengan sendirinya. Berikut ini beberapa usaha hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan jodoh.

1. Teruslah berdoa dan memperbanyak amal saleh

Allah berfirman:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186)

Di dalam ayat ini, Allah menyuruh hamba-Nya supaya berdoa kepada-Nya, serta berjanji akan memperkenankannya. Akan tetapi di akhir ayat ini, Allah menekankan agar hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya supaya mereka selalu mendapat petunjuk.

Dalam Hadits dijelaskan juga bahwa:
Qadha (ketentuan Allah) takkan tertolak kecuali dengan doa” (HR Tirmizi)
Sesungguhnya Tuhan kalian sangat malu dan pemurah, Ia malu apabila seorang hamba mengangkat kedua tangannya lalu mengembalikannya dalam keadaan hampa (tanpa hasil)” (HR. Abu Daud)

Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk berdoa mendapatkan jodoh yang terbaik dan memperbanyak amal saleh. Beberapa contoh amal saleh yang dapat dilakukan adalah berbakti kepada orang tua, memperbanyak sedekah, dan menolong orang. Nah, cobalah Anda renungkan, seperti apakan amalan Anda selama ini?

2. Memiliki persepsi positif

Selalu berpikir positif terhadap segala ketetapan yang telah Allah buat untuk hamba-Nya. Dalam hadist Qudsi dijelaskan:
Aku selalu sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan aku selalu menyertainya ketika ia berzikir kepada-Ku. Dan jika ia ingat pada-Ku dalam jiwanya, maka Aku pun mengingatnya dalam Zat-Ku. Dan jika ia ingat pada-Ku ditempat ramai, Aku pun mengingatnya ditempat ramai yang lebih baik daripadanya. Jika ia mendekat pada-Ku sejengkal, Aku pun mendekat kepadanya sehasta. Jka ia mendekat sehasta, Aku pun mendekat kepadanya satu depa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku pun akan datang kepadanya dengan berlari cepat” (Hadist Qudsi)

3. Hendaknya lebih mengenal diri sendiri

Kriteria jodoh, hendaknya jangan terlalu ideal, setiap orang punya kekurangan. Jadikanlah diri Anda sendiri sebagai kriteria yang ideal. Jika Anda mengharapkan jodoh yang baik, maka jadilah orang yang baik, karena hati yang baik akan bertemu dan bersinergi dengan hati yang baik. Hati yang buruk akan berhimpit dengan hati yang buruk pula.

4. Minta tolong melalui mediator untuk dicarikan jodoh, antara lain:

Orang tua
Seorang muslimah dapat meminta bantuan orang tuanya untuk mencarikannya jodoh dengan menyebut kriteria yang ia inginkan. Pada masa Nabi Muhammad SAW, beliau dan para sahabat-sahabatnya segera menikahkan anak perempuan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits: “Fatimah binti Qais, bahwa Nabi SAW bersabda padanya: Kawinlah dengan Usamah. Lalu aku kawin dengannya, maka Allah menjadikan kebaikan padanya dan keadaanku baik dan menyenangkan dengannya“(HR.Muslim).

Guru ngaji (murobbiyah)
Jika memang sudah mendesak untuk menikah, seorang muslimah tidak ada salahnya untuk minta tolong kepada guru ngajinya agar dicarikan jodoh yang sesuai dengannya. Namu Anda harus yakin bahwa jodoh bukanlah ditangan guru ngaji. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mencari jodoh.

Sahabat dekat.
Kepada sahabat dekatnya seorang muslimah dapat mengutarakan keinginannya untuk dicarikan jodoh. Sebagai gambaran, kita dapat melihat perjodohan antara Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah ra. Diawali dengan ketertarikan Khadijah ra kepada pribadi beliau yang pada saat itu berstatus karyawan pada perusahan bisnis yang dipegang oleh Khadijah ra. Melalui Nafisah sebagai mediatornya akhirnya Nabi SAW menikahi Khadijah ra.

Semua upaya tersebut hendaknya dilakukan satu persatu dengan rasa sabar dan tawakal tidak kenal putus asa. Disamping itu, seseorang yang menunggu jodohnya, alangkah baiknya jika mengisi waktu pencarian jodoh dengan mengaktualisasikan kemampuannya melalui forum pengajian atau ikut terlibat dalam organisasi keislaman. Lakukan apa yang dapat dilakukan sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan dakwah. Jika seseorang yang akan mencari jodoh kurang pergaulan, bagaimana ia dapat mengenal orang lain yang ingin menikahinya?

Jika impian untuk mendapatkan jodoh belum juga tiba, sebaiknya Anda perlu mengadakan evaluasi terhadap kriteria pasangan hidup yang diinginkan. Bisa jadi standar ideal yang ia harapkan menyebabkan ia terlalu memilih-milih. Menikahlah dengan orang yang hanif (baik keagamaannya), merupakan salah satu alternatif yang perlu diperhatikan.

Senin, 11 Maret 2013

Dangdut... My Identity


Dangdut.... Siapa yang tidak kenal dengan yang namanya Dangdut. Semua orang pasti tahu dengan istilah Dangdut.

Sebelum lebih jauh berbicara tentang "My Identity", mari mengenal apa dan bagaimana Dangdut sebenarnya.

Ya, Dangdut adalah aliran musik yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena  sangat merakyat bagi bangsa Indonesia sejak jaman berdirinya negara Indonesia. Musik dangdut berakar dari musik melayu yang mulai berkembang pada tahun 1940. Irama melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India dan gabungan dengan irama musik dari Arab. Unsur tabuhan gendang yang merupakan unsur musik India digabungkan dengan unsur cengkok penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya merupakan suatu ciri khas irama melayu adalah awal mutasi irama melayu ke dangdut.

Musik dangdut yang merupakan seni kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya irama dangdut identik dengan seni musik kalangan kelas bawah dan memang aliran seni musik dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan masyarakat kelas bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan kesederhaannya.

Pada tahun 1960-an musik melayu mulai dipengaruhi oleh banyak unsur mulai dari gambus, degung, keroncong, langgam. Dan jaman inilah sebutan untuk irama melayu mulai berubah menjadi terkenal dengan sebutan musik dangdut. Sebutan dangdut merupakan sebutan yang sesuai dengan bunyi suara, yaitu bunyi dari alat musik tabla atau yang biasa disebut gendang. Bunyi gendang lebih didominasi dengan bunyi “dang” dan “dut”, maka sejak itulah irama melayu berubah sebutannya menjadi aliran musik baru yang lebih terkenal dengan irama musik dangdut.

Pada era awal 1970 seniman dangdut yang terkenal antara lain : M. Mashabi, Husein Bawafie, HasnahTahar, Munif Bahaswan, Johana Satar, Ellya Kadam. Pada era ini merupakan jaman seniman dangdut dengan tokoh musisi dangdut antara lain A. Rafiq, Reynold Panggabean, Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Herlina Effendi, Mansyur S., Ida Laila, Mukhsin Alatas, Camelia Malik.

Era musik dangdut setelah  1970-an melahirkan banyak musisi dan seniman danggdut, yang memasyarakat di semua kalangan rakyat Indonesia seperti Hamdan ATT, Meggy Z.,Vetty Vera, NurHalimah,  Iis Dahlia, Ikke Nurjanah, Itje Trisnawati, Evi Tamala, Dewi Persik, Kristina, Cici Paramida, Inul Daratista dan lainnya.

Karena sifat kontemporernya maka di awal tahun 1980 an musik dangdut berinteraksi dengan aliran seni musik lainnya, yaitu dengan masuknya aliran musik Pop, Rock  dan Disco atau House musik. Selain masuknya unsur seni musik modern  musik dangdut juga mulai bersenyawa dengan irama musik tradisional seperti gamelan, Jaranan, Jaipongan dan musik tradisional lainnya.

Pada jaman 1990 mulailah era baru lagi yaitu musik dangdut yang banyak dipengaruhi music tradisional yaitu irama gamelan yaitu kesenian musika sli budaya jawa maka pada masa ini musik dangdut mulai berasimilasi dengan seni gamelan, yang memunculkan aliran musik baru yang disebut musik dangdut camputsari atau dangdut campursari. Tetapi aliran musik baru ini tidak menghilangkan eksistensi musik dangdut asli pada masa tersebut.

Pada era tahun 2000-an seiring dengan kejenuhan musik dangdut yang asli, maka di awal era ini musisi di wilayah Jawa Timur di daerah pesisir Pantura mulai mengembangkan jenis musik dangdut baru yang disebut dengan musik dangdut koplo. Dangdut koplo merupakan mutasi dari musik dangdut setelah era dangdut campursari yang bertambah kental irama tradisionalnya ditambah dengan masuknya unsur seni musik kendang kempul yang merupakan seni musik dari daerah Banyuwangi Jawa Timur dan irama tradisional lainya seperti jaranan dan gamelan.

Sebagai musik yang paling popular dan unik di Indonesia, dangdut mengalami perjalanan yang penuh warna. Dangdut, yang namanya berasal dari bunyi khas gendang, “dang” dan “dut”, dianggap sebagai bentuk rendah budaya popular pada 1970-an, dikomersialkan pada 1980-an, dimaknai-ulang sebagai ragam musik pop nasional dan global pada 1990-an, dan terlokalisasi dalam komunitas-komunitas etnik pada era 2000-an. Buku “Dangdut stories : a social and musical history of Indonesia’s most popular music” karya Andrew N. Weintraub adalah sejarah musik dan sosial tentang genre dangdut, dalam pengertian yang lebih luas tentang kelas, gender, etnisitas dan bangsa di Indonesia pasca-kemerdekaan (1945 sampai saat ini). Memakai pendekatan interdisipliner baru yang memadukan etnomusikologi, antropologi media dan kajian budaya, professor musik di University of Pittsburgh, AmerikaSerikat, ini menautkan berbagai property estetik, penggunaan dan pengaruh musik dangdut, terhadap kondisi sosial dan material di Indonesia modern. Buku ini memuat khazanah materi sumber musikologis asli dan baru, dalam bentuk wawancara dengan bintang-bintang dangdut; informasi dari sumber daya jurnalistik terpendam; dan analisis mendalam tentang standar-standar dangdut, digabung dengan pembacaan kembali yang tajam terhadap pustaka yang telah ada menjadikan buku ini tidak hanya menggambarkan potret genre musik Indonesia dengan penggemar hampir sebagain besar penduduk yang tersebar sampai ke pelosok-pelosok wilayah tanah air, tetapi juga mencerminkan dinamika masyarakat Indonesia dalam transisi.

Dalam perspektif Indonesia, Weintraub berkontribusi memunculkan perdebatan mengenai identitas nasional, dengan berfokus pada musik populer dangdut, ia mengenalkan pentingnya industri budaya dalam mendefinisikan identitas musikal sebagai identitas budaya bangsa. Ia juga menyatakan bahwa musik dangdut bukan hanya merupakan representasi dan refleksi politik dan budaya bangsa Indonesia, tetapi dangdut sebagai praktik ekonomi, politik dan ideologi telah membentuk ide masyarakat tentang golongan, jender dan etnisitas dalam masyarakat Indonesia modern.

Buku ini memaparkan perubahan historis dalam gaya musikal, performa dan pengertian sosial genre asli Indonesia, karena dangdut biasanya selalu berhubungan dengan tema-tema universal. Weintraub melakukan pendekatan dangdut sebagai bentuk politik budaya yang memunculkan bentuk simbolik aktor sosial untuk memperjuangkan sesuatu yang dianggap bernilai budaya.

Melalui buku ini, kita diajak untuk mengenal sejarah musik dangdut yang oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dianggap sebagai musik asli Indonesia. Sebagai kajian sejarah musik di Indonesia memang belum banyak buku yang mengupas mengenai musik dangdut, karena itu buku karya Weintraub merupakan kajian yang membuka wawasan untuk mengkaji lagi secara lebih mendalam tentang musik asli Indonesia, karena nampaknya memang belum ada kajian tentang musik dangdut yang dilakukan oleh orang Indonesia sendiri.

Mengapa My Identity???

Tentu, tentu saja. Sebagai orang Indonesia aku merasa bangga mengenal dan menyukai musik Dangdut. Musik yang sangat indah dengan lirik-lirik yang puitis dan merasuk setiap hati pendengarnya.

Menurutku, musik Dangdut jaman dulu itu sarat dengan makna. Liriknya pun indah. Dan yang terpenting, suara nomor satu. Bukan masalah pakaian super ketat dan mini, apalagi goyangan. Kata siapa lagu dangdut tanpa goyang itu kurang sedap? MU tanpa Chicharito itu baru kurang sedap…#Jinjing Sendal.

Coba saja, jika kamu sedang jatuh cinta dengarkan lagu “Terlena” yang dibawakan oleh Ike Nurjanah.
“Masih terngiang ditelingaku,
Bisik cintamu
Betapa lembut dan mesranya,
Aku terlena..”
Hmm..dunia serasa milik berdua yang lain pada ngontrak kan :D

Atau, kamu sedang galau dan kecewa karena cinta? Jika sanggup, silahkan dengar lagu “Benang Biru” yang dilantunkan dengan syahdu dan sendu oleh Alm. Meggy Z..
”Kalau memang sudah mendapat laki laki lain,
Untuk apa sih tuak manis kau suguhkan untuk diriku. 
Sekarang aku putuuuskan..berpisah denganmu,
Orang lain berlabuh..aku yang tenggelam…. “

Eeet daahh…ngomongin cinta mulu, bosen ah! Yang lain dooonggg!!
Lagunya bang Haji nape?? Ntu tuuuhh, yang temennya mirasantika…….. 
”Judi (judi!), meracuni kehidupan..
Judi (judi!), meracuni keimanan.. 
Pasti (pasti!), karena perjudian..
Orang malas dibuai harapan..
Pasti (pasti!), karena perjudian..
Perdukunan ramai menyesatkan.. “

Masih kurang? mau yang versi duet?s
Ini nih, lagu yang menunjukkan bagaimana Dangdut. Cekidot ajalah pokoknya…

”Dang mari berdendang..kita berdendang..
Gembira ria.. (gembira ria..)
Dang, mari berdendang, kita berdendang..
(Gembira-ria, gembira-ria)

Lenyapkan rasa gelisah..
Lapangkan hati yang duka….. “

Sampai disini dulu ya permirsah pembahasan kita mengenai musik Dangdut yang sudah mendarah daging dihidupku, Ciyeeeee..... Semoga bermanfaat.


Warm Regard
Mutia Rahmah

Diberdayakan oleh Blogger.