Kamis, 28 Februari 2013

Bila Hati Rindu Menikah

 
Salahkah aku ketika punya keinginan untuk menikah?
Ya mungkin aku sadar, aku belum punya apa-apa. Menikah bukan sekedar menikah, tapi menikah dengan begitu banyak tanggung jawab baru yang harus dihadapi.

Tapi karena itulah aku selalu berangan-angan betapa indahnya ketika ada seseorang yang telah menjadi halal bagiku, bisa senantiasa menjagaku, bisa membantuku, dan bisa selalu besamaku.

Ya mungkin tak sesederhana itu. Tapi apakah salah ketika aku menanam harapan itu meski semua ada ditangan Allah. seingin-inginnya kita kalau memang belum ya pastilah belum. Tapi tidak ada salahnya. Aku percaya betul sesuatu yang dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Ya Rabbi.......
Ajarilah aku bagaimana memberi sebelum meminta, berfikir sebelum bertindak, sanrun dalam berbicara, tenang ketika gundah, diam ketika emosi melanda, bersabar dalam setiap ujian. jadikanlah aku orang yang selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq, sebijaksana Ummar bin Khattab, sedermawan Utsman bin Affan, sepintar Ali bin Abi Thalib, sesederhana Bilal, setergar Khalid bin Walid radiallahu'anhum. Amin..... ya Rabbal 'alamin.


Selaksa doa dalam sujud harap tak pernah lekang di tiap sepertiga malam terakhirku. Mencoba mengadu pada tiap doa yang terlantun. Mencoba menghiba dalam tiap tangis yang terus membasahi sajadah. Dan mencoba bertanya dalam heningnya istikharah.

"Dimana dia ya Allah.... ??? Seorang laki-laki yang telah Kau janjikan untukku. Seorang laki-laki sebagai penyempurna agamaku, penjaga ketaatanku sekaligus penggenap langkah dakwahku...???"

Lelah..... dan teramat letih....!!!

Jika hati ini mencoba mengeja setiap rencana Allah. Tapi satu keyakinan yang akan terus membuatku tersenyum ditengah hati yang semakin lelah. Janji Allah mungkin tak datang dengan "SEGERA". Tapi akan selalu datang dengan "PASTI". Seperti apa yang telah Allah janjikan dalam surat An-Nur : 26. Sekarang, aku memang tidak tahu siapa dirimu dan dimana keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan dipertemukan Allah denganku saat masing-masing kita telah baik dimata Allah.

Jika aku menginginkan kau seorang yang baik dimata Allah, maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.

Jika aku menginginkan kau memberikan cintamu hanya untukku, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.

Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu. Sehingga ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separuh dari agama ini.
Jika aku boleh jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gelap dan pekat. hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang.Tapi aku yakin, malam yang semakin gelap dan pekat itu tidak akan berlangsung selamanya. Karena semakin waktu berangkat jauh dan membawa gelapnya malam, semakin dekat pula waktu menuju pagi dengan sambutan mentari yang cerah.
Ya..... Disaat pagi itulah Allah akan mempertemukan kita sesuai janji-Nya. Pagi yang cerah dengan sapaan mentari yang ramah. Bersama kidung cinta yang akan terus terlantun membawa nyanyian syurga yang Allah turunkan untuk kita. Gerbang pernikahan yang indah dengan hiasan bunga ridha dan restu dari Allah.
Insya Allah akhi.....
Waktu itu pasti akan datang bersama izin Allah. Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu. Biarkan Allah yang merenda ini dengan indah. antara harapan dan kenyataan, ada jarak ada waktu.
Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih. Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan didalam jarak dan waktu itulah kita isi dengan kesabaran dan doa.
Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti pasif. Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti. Ayunan langkah kaki untuk terus berikhtiar meraih apa yang Allah janjikan.
Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah. Jodoh memang ada ditangan Allah. Tapi kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus ditangan Allah. Tidak akan pernah sampai ditangan kita. Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri. Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman. Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.
Akhi......
Ditengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut. Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap dihati. Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan. Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan orang-orang yang sedang menanti sepertiku.
Terus perbaiki diri akhi.....
Aku masih setia menantimu....

Mutia Rahmah loves Dedy Irawan ^_^

Diberdayakan oleh Blogger.